Suatu hari seorang Kisra atau raja keluar untuk berburu. Di tengah perjalanan Kisra beserta pengiringnya terhalang hujan yang sangat lebat. Dalam keadaan demikian ia terpisah dari pengawal-pengawalnya. Tahu-tahu ia sampai di sebuah pondok kecil, dimana berdiam seorang wanita tua bersama anak perempuannya....
Sewaktu anak perempuan tadi memerah susu si raja melihat betapa banyak air susu yang keluar dari sapi-sapinya. Kata si raja : "Kiranya baik juga kalau setiap sapi perah itu dikenai pembayaran pungutan, mengingat air susu yang keluar ini cukup banyak."
Ketika malam telah larut, si raja beranjak dari tempat untuk memerah sendiri. Betapa herannya dia, ternyata sapi-sapi itu tidak mengeluarkan setetespun air susu. Ia berteriak kepada pemiliknya: "Hai emak tua, sungguh aku telah menyembunyikan identitas diriku sebagai raja untuk mendekati rakyatku !".
"Apa yang tuan maksud?" tanya si emak tidak tahu.
Pagi harinya si emak berceritera pada anak perempuannya: "Sesungguhnya tuan raja telah menyembunyikan identitasnya untuk suatu kebaikan, tetapi kemudian berubah oleh bisikan syaitan kedalam hatinya."
Malam berikutnya si emak menyuruh anak perempuannya untuk mencoba memerah susu lagi, dan ternyata banyak mengeluarkan air susu lagi. "Mak lihatlah air susu sebanyak ini, mungkin keburukan dihati raja sudah hilang."
Manakala hari telah siang, pengawal-pengawal menemukan raja dipondok kecil tersebut. Si raja menyuruh mereka untuk memberi hadiah pada si emak tua dan anak perempuannya.
" Betul kan mak, keburukan di hati raja sudah hilang, kita tidak hanya mendapat air susu tapi juga hadiah-hadiah ini".
"Memang demikian nak, sejak dulu bila penghuni daerah ini beramal saleh, hasil padi dan ternak berlimpah tapi bila penduduknya ingkar pada Allah swt sering terjadi kekeringan dan musibah."
(Ibnu Al Jauzi dalam kitabnya Mawa'izh Al Mulk).
Wassalamu'alaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar